Kopi yang tiap hari kita minum
ternyata memiliki sejarah panjang. Sejarah kopi diawali dari cerita seorang
penggembala kambing Abessynia (sekarang namanya Ethiopia) yang menemukan
tumbuhan kopi sewaktu ia menggembala, Menurut
legenda, seorang penggembala mencoba memakan buah ceri kopi setelah mengamati
bahwa kambing-kambing nya tidak tidur ketika mereka makan buah tersebut yang
tumbuh secara liar . kira-kira sekitar abad ke-9 masehi. Dari sana lalu
menyebar ke daratan Mesir dan Yaman, dan kemudian pada abad 15 menjangkau lebih
luas lagi ke Persia , Mesir, Turki dan Afrika utara. Namun ada yang mengatakan
sejarah kopi ini berawal dari Abessynia juga, tapi lain cerita, di mana Ali
al-Shadili yang gemar meminum sari biji kopi untuk membuatnya tetap terjaga
demi menjalankan shalat malam.
Salah satu [dari] catatan pertama menyebutkan
kopi menceritakan tentang Sheik Omar, yang membawa kopi ke kota Mekah pada
tahun 1258. Kota ini, sekarang disebut Al Mukha, di negara Yemen. Ratusan
tahun yang lalu, kopi dari Yemen dicampur dengan kopi dari Indonesia (Jawa),
untuk menciptakan Mocha Java yang klasik . Mungkin kopi yang paling unik dan paling enak rasanya adalah kopi luwak.
Konon kabarnya kopi yang asli dari
Indonesia ini diperoleh dengan cara unik: biji kopinya diambil dari kotoran
luwak --binatang sejenis kucing liar. Padahal kopi ini dihasilkan dari tanaman
kopi biasa, hanya buah kopi yang sudah matang di pohonnya itu dimakan luwak.
Yang menyebabkannya istimewa adalah insting luwak yang hanya memilih buah kopi
terbaik untuk dimakan.
Selain itu karena produksinya sangat sedikit dan rasanya selangit, maka harganya pun naudzubilah mahal nian. Bayangkan, harganya US$ 300 sampai US$ 600 per kilogram! Namun, tahukah Anda, ternyata kopi luwak itu keberadaannya saat ini sudah tidak eksis lagi. Ada banyak faktor, mulai dari berkurangnya lahan tanaman kopi hingga semakin berkurangnya satwa luwak di alam liar. Untuk itu, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) berupaya meningkatkan produksi kopi luwak
Kopi ternyata
tidak begitu saja menjadi salah satu minuman favorit dunia yang digemari.
Awalnya di Italia, pendeta-pendeta melarang umatnya minum kopi dan menyatakan
bahwa minuman kopi tersebut dimasukkan sultan-sultan muslim untuk menggantikan
anggur. Bukan hanya melarang tetapi juga menghukum orang-orang yang minum kopi.
Tidak hanya di Italia, di tahun 1656, Wazir dan Kofri, Kerajaan Usmaniyah,
mengeluarkan larangan untuk membuka kedai-kedai kopi. Bukan hanya melarang
kopi, tetapi menghukum orang-orang yang minum kopi dengan hukuman cambuk pada
pelanggaran pertama. Di Swedia, konon Raja Gustaff II pernah menjatuhkan
hukuman terhadap dua orang saudara kembar. Yang satu hanya diizinkan meminum
kopi dan yang satu lagi diizinkan hanya nyeruput teh. Siapa yang terlebih
dahulu mati, maka dialah yang bersalah dalam satu tindak pidana yang dituduhkan
terhadap mereka. Ternyata yang mati duluan adalah peminum teh pada usia 83
tahun. Gara-gara itulah, masyarakat Swedia menjadi sangat tergila-gila dengan
kopi, bahkan paling fanatik di dunia.Selain itu karena produksinya sangat sedikit dan rasanya selangit, maka harganya pun naudzubilah mahal nian. Bayangkan, harganya US$ 300 sampai US$ 600 per kilogram! Namun, tahukah Anda, ternyata kopi luwak itu keberadaannya saat ini sudah tidak eksis lagi. Ada banyak faktor, mulai dari berkurangnya lahan tanaman kopi hingga semakin berkurangnya satwa luwak di alam liar. Untuk itu, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) berupaya meningkatkan produksi kopi luwak
Kedai kopi pertama di dunia dibuka di Mekah pada awal abad 15 . Mereka merupakan tempat-tempat yang nyaman , di mana orang-orang bersantai dan membahas politik selagi menikmati secangkir kopi. Pada waktu itu, kopi dimasak dengan cara merebus bijinya di dalam air. Praktek pembuatan dan penggonsengan kopi dimulai di Turki, sekitar 100 tahun kemudian. Istanbul dahulu terkenal dengan berdirinya ratusan rumah kopi.
Untuk lebih lengkapnya baca Sejarah Lengkap Kopi
0 comments:
Post a Comment